https://ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/sejarah/issue/feedJurnal Pendidikan Sejarah2025-09-17T10:59:36+08:00JPSpendidikansejarah@unidayan.ac.idOpen Journal Systems<p>Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP Unidayan mengkaji berbagai hal diantaranya kajian tentang kebudayaan, sejarah, dan penelitian tindakan kelas.</p>https://ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/sejarah/article/view/1944SEJARAH PENAMBANGAN BATU KAPUR DAN PEMBUATAN BATAKO DI DESA NEPA MEKAR, BUTON TENGAH2025-09-17T09:49:29+08:00Rustam Awatawatrustam1@gmail.com<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya studi dan kajian tentang penambangan batu kapur dan pembuatan batako dengan tujuan untuk mengetahui sejarah penambangan batu kapur dan proses pembuatan batako serta dampak ekonomi dan lingkungan pada masyarakat Desa Nepa Mekar, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah.</p> <p>Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan historis. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu pengamatan (observasi), wawancara (<em>interv</em><em>i</em><em>ew</em>), dan studi dokumen yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang masalah yang diteliti. Subjek pada penelitian ini adalah para penambang batu kapur dan pembuat batako.</p> <p>Hasil peneltian menunjukkan bahwa (1) penambangan batu kapur di Desa Nepa Mekar telah dilakukan masyarakat sekitar 55 tahun silam, tepatnya tahun 1970. Penambangan batu kapur dilakukan dengan cara sederhana dengan alat-alat berupa linggis, sekop, palu, <em>kagahu</em> (batok kelapa), ember dan karung. Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat mulai pukul 07.00 hingga pukul 16.00. Pada tahun 2000 jumlah penambang batu kapur mengalami peningkatan sebanyak 45 kepala keluarga. (2) Dari aktivitas menambang batu kapur, maka perlahan-lahan masyarakat Desa Nepa Mekar mulai membuat batako yang pertama kali dirintis oleh bapak La Ntahawe (H. Ramadhan) pada tahun 1990. Awalnya batako yang dibuat hanya untuk keperluan dasar pagar rumah, dinding kolong rumah, dan kamar mandi. Pada tahun 1995 pembuatan batako sudah dijadikan usaha oleh H. Ramadhan dan keluarganya, namun pembuatan batako masih manual dan tradisional. Bahan pembuatan batako hanya membutuhkan batu kapur yang telah dihaluskan, semen, dan air, sedangkan alat yang digunakan adalah gerobak (artco), sekop, cetakan batako, dan <em>kacumbu</em> (penumbuk). (3) Dampak terhadap penambangan batu kapur di Desa Nepa Mekar, adalah: pertama, dampak posiif yaitu dapat dilihat dari sisi ekonomi, di antaranya: sumber penghasilan yang baru bagi masyarakat, memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua, dampak negatif yaitu dapat dilihat dari sisi lingkungan, di antaranya: kegiatan penambangan batu kapur akan memberikan kerusakan pada permukaan tanah dimana permukaan tanah menjadi berlubang-lubang, terjadi penggundulan tanah di sekitar daerah areal pertambangan sehingga tanah tidak dapat difungsikan untuk berkebun atau bertani dikarenakan tanah tersebut sudah tidak lagi subur, terjadinya longsor dapat membahayakan keselamatan pada masyarakat yang melakukan kegiatan penambangan batu kapur</p>2025-09-17T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Sejarahhttps://ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/sejarah/article/view/1951SELEMBAR NASKAH: PERDAGANGAN OPIUM DI BUTON2025-09-17T10:59:36+08:00HASARUDDINhasaruddin@unidayan.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang munculnya perdagangan opium di Buton, (2) mengungkapkan daftar harga opium yang beredar di Buton pada tahun 1906; (3) untuk mengetahui dampak dari keberadaan opium pada masyarakat Buton.</p> <p>Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah sumber naskah pada koleksi La Ode Zaenu. Meskipun demikian diperlukan pula instrumen penelitian berupa observasi, wawancara, dan cacatan lapangan.</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keberadaan opium dalam masyarakat Buton dibawah oleh para pedagang Buton yang menggunakan kapal di timur Nusantara. Di samping itu juga dibawa oleh bangsa Eropa karena komoditas opium sangat lagu di pasaran masyarakat Buton. Keberadaan opium di Buton diidentifikasi sampai akhir tahun 1960-an. Harga opium yang dapat dijangkau harganya menjadikan diperoleh dengan mudah oleh masyarakat khususnya kelompok elit masyarakat Buton. Opium tersebut membuat gejolak bagi masyarakat Buton dalam pembayaran pajak. Di samping itu muncul pula perampokan bagi kelompok elit (bangsawan) Buton.</p>2025-09-17T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Sejarahhttps://ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/sejarah/article/view/1949HEPORAE; TRADISI TUNANGAN MASYARAKAT PAJAM KECAMATAN KALEDUPA SELATAN KABUPATEN WAKATOBI 2025-09-17T10:41:42+08:00nasrun saafinasrunsaafi3@gmail.com<p>Penelitian ini mengkaji dan mengungkapkan <em>heporae</em> sebagai tradisi tunangan masyarakat Pajam Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi., dengan tujuan: untuk mengetahui latar belakang adanya tradisi <em>heporae</em>, tata cara pelaksanaan tradisi <em>heporae</em> dan nilai yang terkandung dalam tradisi <em>heporae.</em></p> <p>Penelitian ini adalah penelitian sosial budaya dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan di Desa Pajam Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi dengan bertumpu pada pendekatan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang adanya tradisi <em>heporae</em> merupakan suatu tradisi pertunangan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pajam untuk memberitahukan kepada masyarakat sekitar bahwa kedua insan telah diikat sesuai adat sebelum dilangsungkannya pernikahan. Tentang kapan adanya, tidak dapat diketahui dengan pasti, mengingat tradisi ini telah tersimpan dalam memori kolektif masyarakat yang diturunkan secara turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi. Proses pelaksanaan tradisi <em>heporae </em>dilaksanakan dalam 3 tahab, yaitu: tahab awal, pihak laki-laki terlebih dahulu harus melakukan <em>pasola/parara </em>yaitu mengabarkan atau menginformasikan secara diam-diam; tahab tengah, <em>potumpu</em> yaitu pihak laki-laki mendatangi rumah pihak perempuan secara resmi untuk menyampaikan maksud dan tujuannya melamar si perempuan; dan tahab akhir, setelah selesai menentukan mahar pada saat lamaran (<em>potumpu</em>), dilanjutkan dengan penentuan hari pernikahan, dengan melihat waktu yang baik sesuai dengan perhitungan masyarakat setempat dan kesepakatan dari kedua belah pihak. Nilai yang terkandung dalam tradisi <em>heporae </em>adalah nilai budaya yaitu suatu pandangan hidup yang dimiliki oleh masyarakat Pajam dan akan diwariskan secara turun temurun; nilai sosial yaitu melibatkan anggota masyarakat mulai persiapan hingga akhir. Seluruh masyarakat saling membantu mempersiapkan pelaksanaan proses pelamaran; nilai religi yaitu menuntut kita sebagai manusia yang sudah akil baligh agar segera menikah dengan terlebih dahulu melaksanakan <em>heporae</em> agar kedua insan tersebut saling mengenal dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan</p>2025-09-17T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Sejarahhttps://ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/sejarah/article/view/1945Dampak Pembangunan PLTU Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Sangia Wambulu2025-09-17T10:11:29+08:00HAERUDDINhaeruddin@unidayan.ac.id<p>Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui latar belakang pembangunan PLTU PT. Harmoni Energy Indonesia pada kecamatan Sangia Wambulu; Untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Sangia Wambulu sebelum dan sesudah pembangunan PLTU PT. Harmoni Energy Indonesia; Untuk mengetahui dampak pembangunan PLTU PT. Harmoni Energy Indonesia terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Sangia Wambulu.</p> <p>Jenis Penelitian iniadalah jenis penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini dikategorikan atas dua jenis sumber yaitu data primer dan data sekunder. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan kamera digital.</p> <p>Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Latar belakang pembangunan PLTU PT.Harmoni Energy Indonesia adalah kebijakan kelistrikan nasional pemerintah karena kurangnya pasokan listrik Baubau dan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik bagimasyarakat Kecamatan Sangia Wambulu maka dibangunlah PLTU PT.Harmoni Energy Indonesia. Kehidupan social ekonomi sebelum dan sesudah pembangunan PLTU PT. Harmoni Energy Indonesia antara lain: (a) sebelum pembangunan PLTU PT.Harmoni Energy Indonesia sebagian masyarakat Kecamatan Sangia Wambulu mata pencaharian sebagai petani dan nelayan, tingkat pendapatannya pun belum tetap; (b) sesudah pembangunan PLTU PT.Harmoni Energi Indonesia telah mengalami perubahan karena sebagian masyarakat Kecamatan Sangia Wambulu telah bekerja di PLTU walaupun hanya sebagai buruh bangunan dan lain sebagainya dan tingkat pendapatannya pun mulai menetap<em>. </em>Dampak pembangunan PLTU PT.Harmoni Energy Indonesia terhadap kehidupan masyarakat Kecamatan Sangia Wambulu antara lain: (a) dampak positifnya terpenuhinya kebutuhan pasokan listrik bagi Kecamatan Sangia Wambulu; (b) dampak negatifnya pembangunan PLTU PT.Harmoni Energy Indonesia untuk kehidupan masyarakat Kecamatan Sangia Wambulu dengan adanya pembangunan PLTU PT. Harmoni Energy Indonesia yaitu tercemarnya pesisir pantai yang mengakibatkan pendapatan para nelayan dan petani menurun.</p>2025-09-17T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Sejarahhttps://ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/sejarah/article/view/1950PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI SMA NEGERI 1 KAMBOWA2025-09-17T10:51:41+08:00AMALUDDINamaluddin@unidayan.ac.id<p>Masalah dalam penelitian ini adalah : 1) bagaimana Pengaruh Metode Pembelajaran <em>Pictorial Riddle</em> Terhadap Prestasi siswa Pada Mata Pelajaran sejarah Di Kelas XI SMA Negeri 1 Kambowa?; Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengetahui Pengaruh Metode Pembelajaran <em>Pictorial Riddle</em> Terhadap Prestasi siswa Pada Mata Pelajaran sejarah Di Kelas XI SMA Negeri 1 Kambowa</p> <p> Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu X sebagai nilai angket Metode Pembelajaran <em>Pictorial Riddle</em> dan Y sebagai nilai prestasi belajar. Penelitian ini yang datanya terbentuk angka atau di angkakan (<em>skorsing). </em>Jenis penelitian ini yang akan digunakan adalah penelitian studi korelasi. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2007: 77) “ studi korelasi ini dimaksudkan untuk mengtahui adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel X (metode pembelajaran <em>pictorial riddle</em>) dan Variabel Y (prestasi belajar). Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Observasi, wawancara, studi dokumen dan dokumentasi.</p> <p>Hasil penelitian adalah 1) hasil rumus product moment. ( r ) sebesar 0,73 atau 73%. 2) nilai determinasinya ( r² ) sebesar 0,5329 yang di bulatkan 54 % dan selebihnya yang 46 % dipengaruhi oleh faktor lain. 3) Uji t ( t-hitung ) sebesar 5.850. 4) Nilai rata-rata / mean yaitu 62,75, nilai median adalah data nilai urutan ke – 16,5 yaitu 63 dan nilai modus adalah 69. 5) Uji Validitas 0,996, dan 6) uji uji reiabilitas instrument variabel X di dapatkan hasil r11 = 1.040. Hal ini menujukkan bahwa tingkat reliabilitas instrument termasuk rendah dapat di dimana ada Pengaruh Metode Pembelajaran <em>Pictorial Riddle</em> Terhadap Prestasi siswa Pada Mata Pelajaran sejarah Di Kelas XI SMA Negeri 1 Kambowa. maka dapat di simpulkan bahwa ada Pengaruh Metode Pembelajaran <em>Pictorial Riddle</em> Terhadap Prestasi siswa Pada Mata Pelajaran sejarah Di Kelas XI SMA Negeri 1 Kambowa. r table dengan memperhatikan besarnya = 0,73 yang berkisar antara 0.600 - 0,799 berarti ada korelasi antara variabel X dan variabel Y dan itu termasuk kerelasi positif yang tinggi</p> <p> </p>2025-09-17T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Sejarahhttps://ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/sejarah/article/view/18-27KOWALU : PERSPEKTIF SEBUAH TRADISI PADA MASYARAKAT TALAGA RAYA2025-09-17T10:26:16+08:00Munawir Mansyurawirjrt099@gmail.com<p>Penelitian ini mengkaji tentang latarbelakangi adanya tradisi Kowalu pada masyarakat Talaga Raya, tahapan pelaksanaan tradisi Kowalu pada masyarakat Talaga Ray serta Nilai- nilai apa yang terkandung dalam Tradisi Kowalu pada masyarakat Talaga Raya. Penelitian ini terfokus pada penelitian budaya dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang berkaitan dengan tradisi Kowalu. Teknik pengumpulan data penelitian; Wawancara; Observasi; Studi Kepustakaan. Teknik analisis data penelitian; Reduksi data; Penyajian data;Penarikan / Kesimpulan.</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; 1) Latar belakang adanya tradisi kowalu pada masyarakat Talaga RayaTradisi kowalu merupkan salah satu adat atau kebudayaan masyarakat Talaga Raya yang sejak zaman leluhur dan sampai pada era modern ini masih tetap dilestarikan oleh masyarakat setempat. Tradisi Kowalu ini merupakan wujud rasa berduka cita atas meninggalnya salah satu dari anggota keluarga, dan tradisi ini merupakan suatu keharusan bagi masyarakat Talaga Raya, karena jika tradisi ini diabaikan, masyarakat setempat percaya dan yakin bahwa yang bersangkutan akan mengalami gangguan jiwa (Salabalu); 2) Tahapan pelaksanaan tradisi kowalu pada masyarakat Talaga Raya harus sesuai dengan kepercayaan yang telah lama dianut oleh masyarakat Talaga Raya sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada sang pencipta dan rasa hormat kepada para arwah leluhur. Tahapan tradisi ini ada 3 yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penutup atau kafolapasi; 3) Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi kowalu pada masyarakat Talaga Raya merupakan salah satu hal yang sangat sakral dan harus tetap dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga generasi baru nanti juga akan memahami. Adapun nilai-nilai yang di maksud adalah nilai Budaya. upaya menjaga dan melestarikan tradisi kowalu dalam kehidupan bermasyarakat nilai sosial Meningkatkan rasa persaudaraan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, nilaii religi meningkatkann keyakinan dan kepercayaaan serta mendekatkan diri kepada sang pencipta</p>2025-09-17T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Jurnal Pendidikan Sejarah