Desain Beton Berongga (Porous Concrete) Dengan Variasi Faktor Air Semen (FAS) Sebagai Beton Ramah Lingkungan
DOI:
https://doi.org/10.55340/jmi.v11i1.825Keywords:
Beton berongga (porous concrete), kuat tekan, kuat tarik belah, perkolasi dan dapat ditanami rumputAbstract
Beton berongga (porous concrete) adalah beton tanpa agregat halus dan hanya terdiri dari agregat kasar, semen dan air serta bahan kimia tambahan. Penelitian terhadap beton berongga dilakukan dengan menggunakan bahan material kerikil lokal gradasi ukuran maksimum 20 mm, serta variasi faktor air semen (FAS) 0,27, 0,30 dan 0,35. Pengujian sifat fisik material beton yang dilakukan berupa pengujian kuat tekan, kuat tarik belah, uji perkolasi serta volume pori. Untuk ketiga pengujian ; kuat tekan dan kuat tarik belah pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Benda uji untuk pengujian kuat tekan, kuat tarik belah berupa silinder berdiameter 15 cm x tinggi 30 cm, pengujian porositas dan perkolasi. Pada pengujian sampel beton berongga umur 28 hari memiliki kuat tekan rata-rata terbesar pada FAS 0,35 yaitu 11,04 MPa, dan kuat tarik belah sebesar 3,41 MPa, serta hasil pengujian volume pori rata-rata sebesar 21,13 %. Pengujian perkolasi untuk FAS 0,27 dapat mengalirkan air selama 7,75 detik/liter, FAS 0,30 dapat mengalirkan air selama 9 detik/liter dan FAS 0,35 dapat mengalirkan air selama 14,5 detik/liter. Sampai pada umur 60 hari rumput dapat tumbuh diatas permukaan beton berongga dengan dan tanpa tanah di atasnya.
Downloads
References
Abadjieva, T., & Sephiri, P. (1993). Investigations on Some Properties of no-Fines Concrete. 1994, 1–7.
ACI. (2010). Report on Pervious Concrete, ACI 522R-10. In American Concrete Institute (Vol. 10, Issue Reapproved).
Agus, I., & Arfandi, L. M. (2017). Pengaruh penggunaan bahan tambah zat additive (Big Lion) pada beton berongga. Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan, VI no 2, 11–20. https://ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/sipil/article/view/583
ASTM C39/C 39M. (2014). Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete Specimens. 3–9. https://doi.org/10.1520/C0039
Bentz, D. R. (2008). Virtual pervious concrete: Microstructure, percolation, and permeability. ACI Materials Journal, 105(3), 297–301. https://doi.org/10.14359/19827
Harber, P. J. (2005). Applicability of No-Fines Concrete as a Road Pavement Bachelor of Engineering (Civil). October.
Obla, K. H., & Sabnis, G. M. (2015). Pervious concrete for sustainable development. Green Building with Concrete: Sustainable Design and Construction, Second Edition, July, 181–203. https://doi.org/10.1201/b18613
Park, S. B., & Tia, M. (2004). An experimental study on the water-purification properties of porous concrete. Cement and Concrete Research, 34(2), 177–184. https://doi.org/10.1016/S0008-8846(03)00223-0
SNI 03-1974. (1990). Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Sni 03-1974-1990, 2–6.