FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIOMPU BARAT
DOI:
https://doi.org/10.55340/kjkm.v6i2.1412Keywords:
Kebiasaan Merokok, Ventilasi dan Dinding Rumah Kejadian TuberculosisAbstract
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan masalah pada kesehatan dan juga merupakan satu dari 10 penyebab utama kematian di dunia akibat penyakit infeksi peringkat di atas Human Immunadeficiency virus (HIV), Acquaired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yaitu pada saat batuk, penderita TB mengeluarkan bakteri ke udara.Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional study yang bertujuan untuk melihat hubungan variabel independen (sosio demografi, kebiasaan merokok dan ventilasi) dengan variabel dependen (Kejadian Penyakit Tuberkulosis) di Wilayah Kerja Puskesmas Siompu Barat Kabupaten Buton Selatan Tahun 2023.Diketahui bahwa perilaku merokok pada responden dengan kejadian TB sebanyak 10 responden (10, 2%) dan perilaku merokok pada kejadian TB sebanyak 66 responden (67,3%) sedangkan perilaku tidak merokok pada kejadian TB sebanyak 5 responden (5,1%) dan perilaku tidak merokok pada kejadian bukan TB sebanyak 22 responden (22,4%). Kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat pada responden dengan kejadian TB sebanyak 9 responden (9,2%) dan kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat pada responden dengan kejadian tidak TB sebanyak 44 responden (44,9%) sedangkan kondisi fisik rumah yang memenuhi syarat pada responden pada kejadian TB sebanyak 6 responden (6,1%) dan kondisi fisik rumah yang memenuhi syarat dengan kejadian tidak TB sebanyak 39 responden (39,8%).Adapun kesimpulan dari penilitian mengenai Faktor- Faktor yang Berhubungan Dengan PenyakitTtuberkulosis Paru Di Puskesmas Siompu Barat Ada hubungan antara kebiasaan Merokok dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Siompu Barat dan Ada hubungan antara Faktor Fisik Rumah ventilasi dan dinding rumah dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Siompu Barat.
Downloads
References
Agustin, N. A. (2017). Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Tuberkulosis (Di Wilayah Kerja Puskesmas Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro). STIKES Insan Cendekia Medika Jombang.
Alnur, R. D., & Pangestika, R. (2018). Faktor Risiko Tuberkulosis Paru pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Bambu Apus Kota Tangerang Selatan. ARKESM
AS (Arsip Kesehatan Masyarakat), 3(2), 112–117.
Andini, M. (2018). Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Teupin Raya Kabupaten Pidie Tahun 2018.
Aziz, A. H. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan. In Jakarta: Salemba Medika.
Banu, S., Sitepu, R., & Sulistiasari, R. (2018). Faktor Risiko Kejadian TB Paru di Puskesmas Hutarakyat Sidikalang Tahun 2017. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 5(4).
Budi, I. S., Ardillah, Y., Sari, I. P., & Septiawati, D. (2018). Analisis Faktor Risiko Kejadian penyakit Tuberculosis Bagi Masyarakat Daerah Kumuh Kota Palembang (Artikel Jurnal). Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17(2), 87–94.
Buryanti, S. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB MDR di Kota Semarang. Journal Health & Science: Gorontalo Journal Health and Science Community, 5(1), 146–154.
Chomaerah, S. (2020). Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas. Higeia (Journal of Public Health Research and Development), 4(3), 398–410.
Eliandy, S. R. H. (2020). Hubungan Perilaku Merokok Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskemas Belawan Kota Medan. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Fitria, E., Ramadhan, R., & Rosdiana, R. (2017). Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Rujukan Mikroskopis Kabupaten Aceh Besar. SEL Jurnal Penelitian Kesehatan, 4(1), 13–20.
Hamid, R. (2021). Karya Tulis Ilmiah Literature Review Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Tuberkulosis Di Pelayanan Puskesmas.
Ibrahim, I. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru di Wilayah Kota Tidore. Global Health, 2(1).
Kemenkes RI. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2017). Keputusan Nomor HK.01.07/MENKES/350/2017 Tentang Rumah Sakit Dan Balai Kesehatan Pelaksana Layanan Tuberkulosis Resistan Obat.
Kemenkes RI. (2018). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Tentang Tuberkulosis. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan.
Kemenkes RI. (2019a). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Riset Kesehatan Dasar 2018. Diakses dari http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil riskesdas-2018_1274.pdf.
Kemenkes RI. (2019b). Keptusan Nomor Hk.01.07/Menkes/755/2019/ Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.
Kemenkes RI. (2019c). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kementrian Kesehatan Repoblik Indonesia.
Kenedyanti, E., & Sulistyorini, L. (2017). Analisis Mycobacterium Tuberculosis dan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2), 152–162.
Kristini, T., & Hamidah, R. (2020). Potensi Penularan Tuberculosis Paru pada Anggota Keluarga Penderita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(1), 24–28.
Masriadi. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Penerbit Raja Grafindo Persada, Depok.
Mathofani, P. E., & Febriyanti, R. (2020). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Serang Kota Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 12, 1–10.
Mauliyana, A., & Hadrikaselma, E. (2021). Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari Risk Factors of Pulmonary Tuberculosis in the Working Area of Perumnas Public Health Center Kendari City.
Monintja, N. G., Warouw, F., & Pinontoan, O. R. (2020). Keadaan Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine, 1(3), 93–99.
Notoatmodjo, S. (2012). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. In Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuraini, A. F. (2015). Hubungan Karakteristik Lingkungan Fisik Rumah Dan Perilaku Dengan Kejadian Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 3(1), 482–491.
Permenkes RI. (2016). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman. Sekretariat Negara, 1(1), 1–5.
Prihartanti, D., & Subagyo, A. (2017). Hubungan Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mirit Kabupaten Kebumen Tahun 2016. Buletin Keslingmas, 36(4), 386–392.
Proyon. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Zifatama Publishing.
Rochka, M. M., Anwar, A. A., & Rahmadani, S. (2019). Kawasan Tanpa Rokok di Fasilitas Umum. Uwais Inspirasi Indonesia.
Rosdiana, R. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar. Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 78–82.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta.
Sulaiman, A. (2020). Analisis Kondisi Rumah dan Pengetahuan Penderita TB Paru tentang TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal 2019.
Swarjana, I. K. (2019). Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Andi.
Togatorop, H. T. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Tahun 2020.
WHO. (2020). Global Tuberculosis Report 2020. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/336069/9789240013131eng.pdf?ua=1 (2020).
Zulaikhah, S. T., Ratnawati, R., Sulastri, N., Nurkhikmah, E., & Lestari, N. D. (2019). Hubungan Pengetahuan, Perilaku dan Lingkungan Rumah dengan Kejadian Transmisi Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 18(2), 81–88.