Distribusi Prevalensi Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Liu Kabupaten Wajo Tahun 2018 - 2020
DOI:
https://doi.org/10.55340/kjkm.v3i1.382Keywords:
Karakteristik, Prevalensi, StuntingAbstract
Prevalensi stunting Indonesia berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016 mencapai 27,5%. Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih dari 20%. Artinya, secara nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis, terlebih lagi di 14 provinsi yang prevalensinya melebihi angka nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi prevalensi kejadian stunting dan hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian stunting. Jenis penelitian adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional study. Populasinya adalah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Liu tahun 2018-2020. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara systematic sampling sehingga menghasilkan sampel sebesar 243 responden. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan format dari program gizi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian stunting memiliki proporsi tertinggi pada jenis kelamin laki-laki sebesar 20,6% sedangkan berdasarkan usia, kelompok usia 25-36 bulan dengan proporsi tertinggi stunting sebesar 19,5%. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian stunting. Masyarakat terutama ibu hamil dan keluarga yang memiliki bayi dan anak di bawah 5 tahun disarankan agar mematuhi dan melaksanakan program terkait dengan gizi seimbang oleh pemerintah, rutin berkunjung ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan deteksi dini tentang kesehatan diri dan anaknya serta menambah kreatifitas untuk pemberian konsumsi makan pada anaknya.
Downloads
References
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2018). Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2018. Makassar: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Fianti CR. (2018). Gambaran Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Kelurahan Kricak Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas A'isiyah Yogyakarta
Hidayat, Hermina, Fuada. (2009). Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Kaitannya Dengan Status Gizi dan Morbiditas Anak. Jakarta: Badan Litbankes
Hien, Kam. (2008). Nutritional Status and the Characteristics Related to Malnutrition in Children Under Five Years Age in Nghe An, Vietnam. JPrev Med Public Health, 41 (4): 232-240
Lemeshow. (1997). Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Mugianti. (2018). Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan, 5 (3): 267-278
Nasikhah, R. (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-36 Bulan di Kecamatan Semarang Timur. Journal Of Nutriton College, 1 (1): 715-730
Nasrul, Hafid. (2016). Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia 6-23 Bulan di Kabupaten Jeneponto (Risk Factors of Stunting Among Children Aged 6-23 Months in Jenepono Regency). Indonesian Journal of Human Nutrition, 3 (1): 42-53
Pahlevi MR. Ini Yang Dilakukan Dinas Kesehatan Wajo Cegah Stunting Wajo: Sindonews; 2019
Proverawati, Kusumawati. (2011). Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Ramli. (2009). Prevalence and Risk Factors For Stunting and Severe Stunting Among Under-Fives in North Maluku Province of Indonesia. BMC Pediatrics, 9 (64): 1-10
RI PPK. 1 dari 3 Balita Indonesia Derita Stunting Jakarta: Kemenkes RI; 2020 [cited 2021 26 Maret 2021]
Soetjiningsih. (2005). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Tiro MA,. Ilyas B. (2002). Statistika Terapan. Makassar: Andira Publisher
UI GF. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Welasih, Wirjatmadi B. (2012). Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Stunting. The Indonesian Journal of Public Health, 8 (3): 99-104