Analisis Kuat Tekan Beton Berongga menggunakan Kerikil Alam serta pengaruhnya terhadap Faktor Perawatan

Authors

  • Irzal Agus Universitas Dayanu Ikhsanuddin
  • Sayiful Sayiful Universitas Dayanu Ikhsanuddin

DOI:

https://doi.org/10.55340/jmi.v13i1.1609

Keywords:

Beton berongga (porous concrete), Perawatan, Kuat Tekan, Volume Pori

Abstract

Beton berongga (porous concrete) yang digunakan terdiri dari agregat alam (batuan bulat) dengan gradasi terbanyak yakni lolos ¾” dan 3/8”, tanpa menggunakan pasir, air dan bahan tambah retarder. Pada penelitian ini menggunakan faktor air semen (FAS) sebesar 0,35. Pengujian sifat fisik material beton yang dilakukan berupa pengujian kuat tekan dan volume pori. Pengujian beton berongga dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Benda uji untuk pengujian kuat tekan dan volume pori berupa silinder berdiameter 15 cm x tinggi 30 cm. Hasil pengujian sampel beton berongga pada umur 28 hari yang direndam memiliki kuat tekan rata-rata terbesar 95,70 kg/cm2, sedangkan yang tidak direndam sebesar 83,80 kg/cm2, atau mengalami penurunan sebesar 12,43%, sedangkan hasil pengujian volume pori rata-rata beton berongga pada umur 28 hari yang direndam sebesar 19,98 %, sedangkan yang tidak direndam sebesar 19,97% atau hampir tidak mengalami perubahan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

ACI-522R-10. (2010). Report on Pervious Concrete. In American Concrete Institute (Vol. 10, Issue Reapproved).

Agus, I. (2022). Desain Beton Berongga (Porous Concrete) Dengan Variasi Faktor Air Semen (FAS) Sebagai Beton Ramah Lingkungan. Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil UNIDAYAN, 11(1), 18–24. https://doi.org/10.55340/jmi.v11i1.825

Agus, I., & Arfandi, L. M. (2017). Pengaruh penggunaan bahan tambah zat additive (Big Lion) pada beton berongga. Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan, VI no 2, 11–20. https://ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/sipil/article/view/583

ASTM C 125-06. (2018). Standar Terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates. Designation: E 778 – 87 (Reapproved 2004), i(Reapproved), 3–5.

ASTM C33. (2008). Standard specification for concrete aggregates, ASTM C 33-86. Annual Book of ASTM Standards, 11, 11.

ASTM C39/C 39M. (2014). Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete Specimens. 3–9. https://doi.org/10.1520/C0039

Badan Standar Nasional Indonesia, S. 03-1974-1990. (1990). Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Sni 03-1974-1990, 2–6.

Bentz, D. R. (2008). Virtual pervious concrete: Microstructure, percolation, and permeability. ACI Materials Journal, 105(3), 297–301. https://doi.org/10.14359/19827

Harber, P. J. (2005). Applicability of No-Fines Concrete as a Road Pavement Bachelor of Engineering (Civil). October.

Obla, K. H., & Sabnis, G. M. (2015). Pervious concrete for sustainable development. Green Building with Concrete: Sustainable Design and Construction, Second Edition, July, 181–203. https://doi.org/10.1201/b18613

Park, S. B., & Tia, M. (2004). An experimental study on the water-purification properties of porous concrete. Cement and Concrete Research, 34(2), 177–184. https://doi.org/10.1016/S0008-8846(03)00223-0

SNI 03-6817-2002. (2002). Metode Pengujian Mutu Air untuk Digunakan dalam Beton. Badan Standar Nasional, 4–5.

Downloads

Published

2024-05-25