Studi Tingkat Kebisingan PLTD di Desa Mawambunga, Kecamatan Kadatua, Kabupaten Buton Selatan
DOI:
https://doi.org/10.55340/jmi.v13i2.1776Keywords:
Kebisingan, Mesin, Nilai Ambang Batas, PLTDAbstract
Industri pembangkit listrik yang menggunakan mesin Pembangkit Tenaga Listrik Diesel (PLTD) sering kali menimbulkan kebisingan, yang menjadi perhatian masyarakat luas, terutama bagi warga di sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh penggunaan peralatan mesin dalam kegiatan industri yang menghasilkan berbagai jenis suara bising, seperti ciutan dan deru. Kebisingan tersebut kemudian merambat melalui udara dalam bentuk gelombang suara. Hal ini berpotensi mengganggu indra pendengaran tenaga kerja serta mencemari lingkungan bagi penduduk di sekitar industri dalam radius puluhan meter. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh aktivitas kerja mesin PLTD di Desa Mawambungan, Kecamatan Kadatua, Kabupaten Buton Selatan dan melakukan pemetaan area kebisingan di lingkungan masyarakat sekitar PLTD di Desa tersebut. Hasil peneliitan diperoleh bahwa Tingkat kebisingan tertinggi tercatat di pusat mesin PLTD pada titik 1 dengan nilai 92,9 dB(A). Sementara itu, tingkat kebisingan terendah berada di titik 6, yang terletak di Kantor Desa Mawambunga, dengan nilai 52,3 dB(A) pada jarak 600 meter dari pusat PLTD. Beberapa titik pengukuran menunjukkan tingkat kebisingan yang melebihi NAB yang diperuntukkan bagi wilayah permukiman, yaitu 55 dB(A). Pemetaan tingkat area kebisingan menunjukkan bahwa area yang terdampak seluas 400 meter dari total luas wilayah 1500 meter, dengan persentase wilayah terdampak sebesar 40%.
Downloads
References
Davis, M. C. (2013). Introduction to Environmental Engineering. In McGraw Hill (Fifth). MC Graw-Hill. https://doi.org/10.1002/clen.201390009
Gabriel, J. F. (2001). Fisika Lingkungan. Hiporates.
Hendrawan, A. (2020). Analisa Tingkat Kebisingan Kamar Mesin Pada Kapal. Wijayakusuma Prosiding Seminar Nasional, 1(1), 10–15.
Minichilli, F., Gorini, F., Ascari, E., Bianchi, F., Coi, A., Fredianelli, L., Licitra, G., Manzoli, F., Mezzasalma, L., & Cori, L. (2018). Annoyance judgment and measurements of environmental noise: A focus on italian secondary schools. International Journal of Environmental Research and Public Health, 15(2). https://doi.org/10.3390/ijerph15020208
Muzet, A. (2007). Environmental noise, sleep and health. Sleep Medicine Reviews, 11(2), 135–142. https://doi.org/10.1016/j.smrv.2006.09.001
Öhrström, E. (2004). Longitudinal surveys on effects of changes in road traffic noise: Effects on sleep assessed by general questionnaires and 3-day sleep logs. Journal of Sound and Vibration, 276(3–5), 713–727. https://doi.org/10.1016/j.jsv.2003.08.038
Ouis, D. (2001). Annoyance from road traffic noise: A review. Journal of Environmental Psychology, 21(1), 101–120. https://doi.org/10.1006/jevp.2000.0187
Singh, D., Kumari, N., & Sharma, P. (2017). A Review of Adverse Effects of Road Traffic Noise on Human Health. Fluctuation and Noise Letters, 17(01), 1830001. https://doi.org/10.1142/S021947751830001X
Siswanto. (1992). Kebisingan. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
Suroto, W. (2010). Terhadap Permukiman Kota ( Kasus Kota Surakarta ). Journal of Rural and Development, 1 no.1(Februari), 55–62.
Tarwaka, & Bakri, S. H. A. (2016). Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. http://shadibakri.uniba.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/Buku-Ergonomi.pdf