OMBO : FUNGSI SOSIAL PADA TRADISI MASYARAKAT SIOMPU BARAT

Authors

  • Munawir Mansyur
  • La Ode Muhammad Muskur universitas dayanu ikhsanuddin

Keywords:

Ombo, Fungsi Sosial, Ttradisi, Masyarakat Siompu Barat

Abstract

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Apa yang melatarbelakangi munculnya tradisi ombo pada masyarakat Siompu Barat; 2) Bagaimanakah tata cara pelaksanaan tradisi ombo pada masyarakat Siompu Barat; 3) Manfaat apa saja yang diperoleh oleh gadis yang telah melakukan tradisi ombo (pingitan). Tujuan penelitian adalah 1) Untuk mengetahui latar belakang munculnya tradisi ombo pada masyarakat Siompu Barat; 2) Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan tradisi ombo pada masyarakat Siompu Barat; 3) Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh oleh gadis yang telah melakukan tradisi ombo (pingitan). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatfi.

Hasil penelitian ini adalah 1)  Latar belakang munculnya tradisi ombo Tradisi ombo ini, berawal dari cerita  yang diyakini masyarakat setempat yaitu pada zaman dahulu, ada sepasang suami istri beserta anak perempuannya yang hanyut di perairan Siompu. Kemudian melakukan batata (membuat nazar). “Jika kita selamat dari musibah ini maka kita akan membuat acara pounde-umde  (memanjakan) bagi si anak gadis ”.  setelah selamat sebelum pelaksanaan acara si gadis harus do ombo’e kadei selama beberapa hari agar pada saat pelaksaan si gadis akan cantik.kegiatan ini dilaksanakan berulang-ulang dan menjadi sebuah tradisi; 2) Tata cara pelaksanaan: tahap persiapan yaitu metau’a (musyawarah) untuk berapa peserta yang mengikuti, waktu, dan tempat pelaksanaan tradisi ombo. Tahap pelaksanaan:  pengukuhan peserta, malono tangia (malam isak tangis),  pirambi ganda, mandi wajib, kafoluku (masuk kamar),  pemberian nasehat, pibura, baliana yimpo (perubaha posisi tidur),pemakaian baju adat Buton, kalempagi (melewati pintu).Tahap penutup: kafosambu (pemberian uang), penjemputan keluarga.; 3) Manfaat yang diperoleh gadis yaitu pembelajaran etika/moral : terdapat peraturan yang tidak tertulis seperti bagaimana cara merawat diri, pengaturan makanan dan minum dengan porsi ditentukan, serta posisi tidur yang benar. Berikutnya, Perawatan fisik : peserta atau gadis yang mengikuti tradisi ombo (pingitan) diatur jadwal dan porsi makannya. Manfaat selanjutnya Psikis : diberikan beberapa bimbingan pranikah bagi para gadis remaja oleh bhisa dalam mematangkan jiwa mencapai tujuan pernikahan atau kehidupan berumah tangga

Downloads

Download data is not yet available.

References

Henraman. 2015. “Transformasi Tradisi Kamomoose di Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara (Studi Komunikasi Antarbudaya)”. Skripsi. Makassar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin.

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Moleong, Lexy J, 1995. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mukhlis. 2020 “Kamomose: Perubahan Dari Tradisi Ke Hiburan (Studi Pada Masyarakat Lakudo”. Skripsi. Baubau: FKIP Universitas Dayanu Ikhsanuddin.

Riska. 2017. “Tradisi Kamomoose pada Masyarakat Lakudo Kabupaten Buton Tengah”. Skripsi. Kendari. Universitas Haluoleo

Salihun, Sukmawati, Manan Sailan, dan Najamuddin. 2023. “Tradisi Kamomoose Sebagai Bagian Warisan Budaya Masyarakat (Studi di Kelurahan Lakudo Kecamamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara”. Jurnal Phinisi Integration Review. Makassar: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pascasarjana Universitas Negeri Makasssar.

Downloads

Published

2024-08-24