TULA-TULANA RAJA INDARA PITARA: Sebuah Kajian Analisis Episode

Authors

  • siti nur alam SMA Negri 1 Dangia
  • hasaruddin universitas dayanu ikhsanuddin

Keywords:

Perpindahan, pemukiman, pesisir, kampung lama

Abstract

Buton sejak menjadi tempat persinggahan telah mengembangkan tradisi tulis. Tadisi tersebut dapat dilakukan atau ditulis oleh masyarakat lokal atau karya-karya sastra tersebut didatangkan dari luar khusunya pada daerah Melayu. Jaringan intelektual menciptakan pengembangan karya-karya sastra khusunya di Buton. Salaah satu karya sastra tersebut adalah Tula-Tulana Raja Indara Pitara. Naskah tersebut disalin ole masyarakat Buton dari aksara Arab Melayu menjadi Aksara Arab Wolio. Naskah ini berbahasa Wolio yang terdari dari 170 halaman. Teks naskah menceritakan seorang tokoh yang bernama Indara Pitara yang berjuang mempertahankan hidup karena dibahwa oleh seekor burung merak. Pada kajian ini akan dilakukan pembagian episode berdasarkan alur ceritanya.   

Metode  penelitian  yang  digunakan  adalah  deskriptif  kualitatif dengan mengunakan pendekatan ilmu sastra khusunya sosiologi. Sumber data yang digunakan adalah Tula-Tulana  Raja Indara Pitara. Teknik  yang  digunakan  adalah Purposive  Sampling. Teknik pengumpulan data, melalui pelacakan lewat buku-buku, perpustakaan, dan koleksi pribadi. Membaca dan menganalisis hasil teks naskah. Dalam melakukan validasi data menggunakan trianggulasi  teori . teknik analisis data untuk  menganalisis  data  dalam  Tula-Tulana  Raja Indara Pitara ini ada tiga komponen pokok, yaitu: 1) reduksi data; 2) display   data;  dan  3)  penggambaran  kesimpulan.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa tahap awal kerajaan Amantapure memangil beberapa orang ahli nujum untuk dimintai keterangan tentang anak yang dilahirkan oleh permaisuri. Episode kedua mengisahkan tinggal bersama Nenengkubaeya, seorang pedagang bunga yang berdiam di komuitas jin. Episode ketiga Raja Indara Pitara diutus untuk mencari obat yang dapat menghidupkan binatang yang telah mati. Episode ini Raja Indara Pitara dalam perjalanannya banyak mendapat rintangan.

Pada bagian lain dikisahkan pula bahwa pertemuan antara Indra Pitara dengan peri yang berasal dari kayangan bernama putri Kumala Ratna Sari anak raja Batarasahu. Lepas dari persoalan tersebut pada episode selanjutnya setelah Raja Indara Pitara melanjutkan perjalanannya mengembang amanat dari Raja Sahasiani menemui bukit yang yang dapat dilewatinya. Tetapi karena Raja Indara Pitara telah menaklukan bangsa jin. Raja Indara Pitara kembali ke kampung halamannya

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anceaux. J.C. 1987. Wolio Dictionary (Wolio-English-Indonesian). Foris Publication Holland.

Azra, Azyumardi. 2005. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia. Jakarta, Kencana

Chiristomy, T. 2003 Wawacan Sama’un Edisi Teks dan Analisis Struktur. Jakarta. Djambatan.

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka

Hasaruddin. 2005. “Kabanti Paisa Mainawa Sebuah Kajian Filologis”. Tesis Magister, PPs Unpad. Bandung

Ikram, Achadiati, 1997 Filologi Melayu. Jakarta, Pustaka Jaya

Ikram, Achadiati, dkk. 2001 Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ikram, Achadiati 2005 Istiadat Tanah Negeri Butun: Edisi Teks dan Komentar. Jakarta: Djambatan.

Ismail, Encik Abdullah bin. 1973. Hikayat Indera Putera. Dewan Pustaka dan Bahasa. Malaysia

Jones, Russel. 1983. Asal Usul Tradisi Naskah Melayu. Terjemahan oleh Mahasiswa PPs Unpad 2002. Bandung, Bingkai Kreasi Indonesia.

Ligtvoet, A. 1878 “Beschrijving en Geschiedenis van Buton”, dalam BKI Vol. 26. “s-Gravenhage: Martinus Nijhoff.

Luxemburg, Jan Van., dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. diterjemahkan oleh Dick Hartoko. Jakarta. Gramedia

Notosusanto, Nugroho. Et. Al. 1984. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta. Balai Pustaka

Pradotokusumo, Partini Sarjono., 1986. Kakawin Gajah Mada (Sebuah Karya sastra kakawin abad ke-20 Suntingan Naskah Serta Telaah Struktur, Tokoh Dan Hubungan Antarteks). Bandung, Bina Cipta.

Ras, J.J. 1985. Bunga rampai Sastra Jawa Mutakhir. Jakarta, Grafitipers

Robson, S.O. 1994. Prinsip-Prinsip Filolodi Indonesia. Jakarta, RUL

Rosidi, Ajip. 2000 Ikhtiar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung, Putra Bardin

Shcoorl, J.W. 2003 Masyarakat, Sejarah dan Budaya Buton. Jakarta. Djambatan bekerjasama dengan Perwakilan KITLV-Jakarta

Suhendar, M.E. dan Pien Supinah. 1993 Pendekatan Teori sejarah & Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung. Pionir Jaya.

Teeuw, A. 1982 Khasanah Sastra Indonesia: Beberapa Maslah Penelitian dan Penyebarannya. Jakarta. Gramedia.

Sastra dan Ilmu sastra. Pengantar Teori Sastra. Jakarta, Pustaka Jaya kerja sama dengan Girimukti Pasaka.

Usman, Zuber. 1962. Sejarah Kesusastraan Indonesia Lama. Jakatra. Gunung Agung.

Wellek, Rene dan Austin Waren., 1995, Teori Kesusatraan. Diterjemahkan oleh Melani Budianta. Jakarta. Gramedia

Rusyana, Yus. 1998 Transformasi dan Kreatifitas Sastra di Asia Tenggara: Kasus Sastra-Sastra di Indonesia. Makalah disasikan dalam seminar Majelis Sastra Asia Tenggara I, di Jakarta 15-18 Februari 1998.

Memperlakukan Sastra Berbahasa Indonesia dan Sastra Berbahasa Daerah Sebagai Sastra Milik Nasiona. Makalah disajikan pada pertemuam ilmiah nasional XI. Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia, di Solo, 2 – 4 Oktober 2000.

Zahari, A.M. 1978, Sejarah dan Adat Fiy Darul Butun. Jakarta Balai Pustaka.

Zuhdi, Susanto. 1994 “Buton Dalam Jalur Pelayaran dan Perdagangan di Nusantara”. Makalah. Di sampaikan Pada Simposium Internasional Kajian Budaya Austronesia I Mengenang Wafatnya Van Der Tuk (1894-1994). 14-16 Agustus 1994, Denpasar. Bali.

Kerajaan Tradisional Sulawesi Tenggara: Kesultanan Buton. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI

Labu Rope Labu Wana: Sejarah Butun Abad XVII-XVII. Disertasi. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia, Jakarta.

Downloads

Published

2024-08-25