SEJARAH PENAMBANGAN BATU KAPUR DAN PEMBUATAN BATAKO DI DESA NEPA MEKAR, BUTON TENGAH

Authors

  • Rustam Awat

Keywords:

Penambangan Batu Kapur, Pembuatan Batako, Nepa Mekar, Buton Tengah

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya studi dan kajian tentang penambangan batu kapur dan pembuatan batako dengan tujuan untuk mengetahui sejarah penambangan batu kapur dan proses pembuatan batako serta dampak ekonomi dan lingkungan pada masyarakat Desa Nepa Mekar, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan historis. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan studi dokumen yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang masalah yang diteliti. Subjek pada penelitian ini adalah para penambang batu kapur dan pembuat batako.

Hasil peneltian menunjukkan bahwa (1) penambangan batu kapur di Desa Nepa Mekar telah dilakukan masyarakat sekitar 55 tahun silam, tepatnya tahun 1970. Penambangan batu kapur dilakukan dengan cara sederhana dengan alat-alat berupa linggis, sekop, palu, kagahu (batok kelapa), ember dan karung. Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat mulai pukul 07.00 hingga pukul 16.00. Pada tahun 2000 jumlah penambang batu kapur mengalami peningkatan sebanyak 45 kepala keluarga. (2) Dari aktivitas menambang batu kapur, maka perlahan-lahan masyarakat Desa Nepa Mekar mulai membuat batako yang pertama kali dirintis oleh bapak La Ntahawe (H. Ramadhan) pada tahun 1990. Awalnya batako yang dibuat hanya untuk keperluan dasar pagar rumah, dinding kolong rumah, dan kamar mandi. Pada tahun 1995 pembuatan batako sudah dijadikan usaha oleh H. Ramadhan dan keluarganya, namun pembuatan batako masih manual dan tradisional. Bahan pembuatan batako hanya membutuhkan batu kapur yang telah dihaluskan, semen, dan air, sedangkan alat yang digunakan adalah gerobak (artco), sekop, cetakan batako, dan kacumbu (penumbuk). (3) Dampak terhadap penambangan batu kapur di Desa Nepa Mekar, adalah: pertama, dampak posiif yaitu dapat dilihat dari sisi ekonomi, di antaranya: sumber penghasilan yang baru bagi masyarakat, memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua, dampak negatif yaitu dapat dilihat dari sisi lingkungan, di antaranya: kegiatan penambangan batu kapur akan memberikan kerusakan pada permukaan tanah dimana permukaan tanah menjadi berlubang-lubang,  terjadi penggundulan tanah di sekitar daerah areal pertambangan sehingga tanah tidak dapat difungsikan untuk berkebun atau bertani dikarenakan tanah tersebut sudah tidak lagi subur, terjadinya longsor dapat membahayakan keselamatan pada masyarakat yang melakukan kegiatan penambangan batu kapur

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ajran, La Ode. (2018). “Kehidupan Sosial Ekonomi Pembuat Batako Pada Masyarakat Desa Nepa Mekar Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah”. Skripsi. Baubau: Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Dayanu Ikhsanuddin.

Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Widyatama.

Katili, J. A. (1983). Sumberdaya Alam Untuk Pembangunan Nasional. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2013). Qualitative Data Analysis. SAGE Publications.

Moleong, Lexy J. (1995). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rowley, J. (2009). Conducting Research Interviews. Management Research Review, 35(3/4), 260–271.

Ruchiyat, E. (1980). Pengelolaan dan Pendayagunaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup Bagi Kesejahteraaan Manusia. Bandung: Bina Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan.

Downloads

Published

2025-09-17