Tradisi Kasebu pada Masyarakat Wasilomata Kecamatan Mawasangka
Keywords:
tradisi kasebuAbstract
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apa yang melatarbelakangi munculnya tradisi kasebu pada masyarakat Wasilomata?, (2) Bagaimana proses pelaksanaan tradisi kasebu pada masyarakat Wasilomata?, (3) Nilai apa yang terkandung dalam tradisi kasebu pada masyarakat Wasilomata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Untuk mengetahui latar belakang tradisi kasebu pada masyarakat Wasilomata, (2) Untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi kasebu pada masyarakat Wasilomata, (3) Untuk mengetahui nilai yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi kasebu pada masyarakat Wasilomata". Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian budaya dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah "data primer" dan "data sekunder". Teknik pengumpulan data ada dua (1) data primer yaitu pengamatan (obserfasi) dan wawancara, (2) Data sekunder dilakukan melalui kegiatanpenelitian kepustakaan dengan cara mencatat berbagai data yang terkait dengan masalah penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tradisi kasebu merupakan acara pembuka tahun dan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah latar belakang kasebu (1) Bentuk rasa sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah, (2) Bentuk penghormatan pada para leluhur, (3) Hiburan kampung. Proses pelaksanaan tradisi kasebu (1) patoge yaitu permainan gendang dan diiringi lagu daerah yang dilakukan oleh empat orang dan bertempat di Baruga; (2) tarian saare yaitu tarian yang dilakukan seseorang yang dikelilingi sekelompok anak-anak hingga dewasa dengan penaburan uang dari penari tersebut. Penari ini memakai baju adat perempuan; (3) potumbu (adu fisik) yaitu adu fisik gaya bebas dengan aturan tertentu; (4) fomani yaitu silat yang dilakukan secara individu maupun kelompok; (5) tari linda, yaitu tarian yang dilakukan dalam bentuk kelompok; (6) kabueno ganda (ayun gendang) yaitu berupa iringan gendang yang memiliki makna tertentu; (7) manari yaitu balas pantun. Nilai yang terkandung (1) nilai religiusitas atau nilai Ketuhanan, meliputi berdoa dan bersyukur, (2) Nilai budaya tradisi yang merupakan warisan dari nenek moyang, (3) Nilai sosial atau kemasarakatan, meliputi gotong royong, kekeluargaan dan kerukunan.
Downloads
References
Asminto. 1988. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Tinggi. Pengantar Kebudayaan.
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Gazalba, Sidi. 1968. Sebagai Ilmu: Bentuk-bentuk Kebudayaan (buku I).Cet. Ke-3. Jakarta: Pustaka Antara.
Hayudin. 2017. Makna Kalopu Dalam Pesta Adat Mata'a Galampa Desa Kaongkeongkea
Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton. Skripsi. Baubau: Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Koentjaraningrat.2003. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Renika Cipta.
Kriyantono. 2010. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Balai Pustaka.
Mulia, Sulfia. 2005. Cucurung Kajian Historis-Kultural upacara pertanian dalam kehidupan masyarakat Buton di Kecamatan Sampolawa. Skripsi. Baubau: Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
Pramita, Fatmin. 2016. Tradisi Fale-falea pada Masyarakat Liya Kabupaten Wakatobi. Skripsi. Baubau: Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
Pujileksono, Sugeng. 2016. Petualangan Antropologi. Sebuah Pengantar Ilmu Antropologi. Malang: UMM Press.
Simatupang, L. 2013. Seni Pertunjukan. Jakarta.
Suharti. 2016. (Posampu Ano Bangka) Tradisi Penurunan Perahu di Desa Gerak Makmur Skripsi. Baubau: Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
Yamin. 2017. Tradisi Pisombo dan Pisabha pada Masyarakat Langonggo Kecamatan Binongko. Skripsi. Baubau: Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
Yurniati, Wa. 2017. Tradisi Pitaka pada Masyarakat Desa Gu Kecamatan Batuatas Kabupaten Buton Selatan. Skripsi. Baubau: Universitas Dayanu Ikhsanuddin.