Pergolakan Kaum Bangsawan terhadap Kesulatanan Buton pada Abad XIX
Keywords:
Pergolakan Kaum BangsawanAbstract
Penelitian ini dilatarbelakangiadanya pembagian kelompok bangsawan divwilayah kesultanan Buton. Kelompok bangsawan yang dibagi dalam tiga kamboru-mboru pada akhirnya menimbulkan persoalan kekecewaan pada kelompok bangsawan tertentu.Perasaan kekecewaan tersebut diimlemtasikan dalam sebuah gerakan yang ditujukan pada pusat pemerintahan kesultanan Buton di abad XIX. Dalam penelitian ini menggunakan metode yang tediri dari empat tahapan yang terdiri atas : Heuristik yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak sejarah masa lampau. Heuristik merupakan tahap awal dari historiografi diawali dengan kegiatan penjajakan, perincian serta pengumpulan sumber yang berkaitan dengan maslah yang teliti.Tahap kedua, kritik yang meyelidiki apakah jejak sejati baik bentuk maupun.Tahap ketiga, interpretasi, yaitu setelah melakukan kritik sumber dihadapkan informasi atau data-data mengenai subyek penulis sejarah yang berhubungan dengan obyek yang teliti.Data-data tersebut adalah fakta-fakta sejarah yang dapat dibuktikan kebenarannya, tahap keempat histografi yaitu mengajukan sintesa yang diperoleh dalam kisah-kisah sejarah. Hasil peneltian menunjukan bahwa akibat adannya pembagian kekuasaan menimbulkan adanya perpecahan atau perlawanan atau pergerakan yang dilakukan oleh kelompok bangsawan lain. Khusus pada abad XIX ada dua gerakan yang dilakukan oleh kelompok bangsawaan yang oposisi yaitu gerakan yang berlangsung di wilayah Kamaru dan di Loji.Di Kamaru dipimpin oleh La Manepa dan dapat melakukan pemberontakan tetai belum sempat masuk dalam wilayah pusat pemerintahan pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh utusan sultan Muh.Isa yaitu Kapitalao Kamaru.Gerakan yang dilakukan di Loji dipimpin oleh La Ode Japere Yarona Kaedupa yi Loji.Gerakan yang dilakukan dapat diselesaikan dengan tingkat diplomasi.
Downloads
References
Ali, R.M, 1965. Pengantar ilmu sejarah Indonesia. Jakarta : Bharata.
Abdulsyani. 1992.Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara
Adrian. Charles F. 1992. Kehidupan Politk dan Perubahan Sosial. Yogyakarta Tiara Wancana
Asminto. 1987. Sejarah Kebudayaan Indoensia. Jakarta : Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dikterot Jenderal Pendidikan Tinggi.
B. Burhanuddin, dkk 1977 “ Sejarah Daerah Sulawesi Tenggara” Proyek Penelitian dan pencatatan Kebuadayaan Daerah. Kendari.
Depdkbut. 2005. Komaus Besar Bahasa Indoensia. Jakarta : Balai Pustaka
Gazalba.Sidi. 1981. Pengatar sejarah sebagai Ilmu: Jakrta Bhatara
Gottschalk. Lois. 1975. Mengerti Sejarah Penerjamah Nugrohonotosusanto. Jakarta : Univesitas Indoensia
Hugiono dan Poewantara. 1987. Pengantar Ilmu SejarahJakarta : Bina Aksara.
Kartodirjo, Sartono. 1992. Pedekatan Ilmu Sosial dalam Metrodologi Sejarah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Lawang, Robert MZ. 1985. Pengatar sosiologi. Jakarta : Universitas Terbuka Depdikbud.
Niampe, La & La Ode Syukur. 2009. Silsilah Bagsawan Buton (Pengantar dan Suntingan Teks). Kendari: FKIP Unhalu
Notosusanto,Nogroho . 1987. Masalah Pengertian Sejarah Kontmupter: Jakarta Yayasan Idayu.
Pranoto, Susanto W. 2010. Teori & Merodologi Sejarah. Yoyakarta: Graha Ilmu.
Soemarajan. Selo,at. 1974. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta : UI Press.
Tamburaka, Rustam. 1993. “ Feragmen-Fragmen Teori Filsafat Sejarah, Logika dan Metodologi Penelitian”. Dikta Unhalu: Kendari
Yunus, rahim. 1995. Posisi tasawuf dalam Sistem Kekuasaan di Kesultanan Buton Pada Abad ke-19. Jakarta: INIS
Zahari, A.M. 1977. Sejarah dan Adat Fiy Darul Butun.Jakarta: Depdikbud
Zuhdi, Susanto. 2010. Sejarah Buton yang Terabaikan: Labu Rope Labu Wana. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Zuhdi, Susanto, dkk.1996. Kerajaan Tradisional Sulawesi Tenggara: Kesultanan Buton. Jakarta: Depdikbud.