BENTENG TAWULAGI SEBAGAI PUSAT PERTAHANAN KERAJAAN MORONENE KABAENA

Authors

  • Rustam Awat

Keywords:

benteng, tawulagi, morenene, kabaena

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apa yang melatarbelakangi berdirinya benteng Tawulagi, (2) Bagaimana fungsi benteng Tawulagi pada masa Kerajaan Moronene Kabaena, (3) Mengapa benteng Tawulagi menjadi pusat pertahanan Kerajaan Moronene Kabaena, (4) Peninggalan apa saja yang terdapat di benteng Tawulagi.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian sejarah, yang prinsipnya memiliki empat tahapan yaitu: (1) heuristik (teknik pengumpulan data), (2) kritik (teknik analisis data), (3) interpretasi (penafsiran), dan (4) historiografi (penulisan kisah sejarah).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Latar belakang berdirinya benteng Tawulagi disebabkan kondisi keamanan pulau Kabaena yang tidak menjamin   keselamatan penduduknya dengan makin gencarnya serangan bajak laut Tobelo. Oleh karena itu  dengan  segera  Da  motu’a  di Rahadopi  menghadap  Mokole  Sugilara  di  E’e Mpu’u (Ibu  Kota  Kerajaan Kabaena) untuk mengusulkan dibuat benteng pertahanan. (2) Fungsi benteng Tawulagi pada masa Kerajaan Moronene Kabaena adalah sebagai   pusat pertahanan masyarakat Kabaena dan tempat tinggal Mokole (raja), hal ini dapat dilihat dari letak geografis Benteng Tawulagi yang berada di atas bukit dengan ketingian 1000 mdpl. (3) Benteng Tawulagi menjadi pusat pertahanan Kerajaan Moronene Kabaena dikarenakan benteng Tawulagi adalah benteng pertama yang dibuat oleh Kerajaan Moronene Kabaena.  Benteng Tawulagi  didirikan  oleh Mokole III yaitu Mokole Sugilara pada abad XVI M. Selain itu tempatnya yang sangat starategis untuk berlindung jika masyarakat Kabaena merasa terancam dari pihak luar, dalam hal ini bajak laut Tobelo. Di benteng Tawulagi dikeluarkan perintah oleh Mokole (raja) untuk membuat sistem pertahanan dan keamanan, maka dibuatlah  benteng  penunjang  di antaranya  yaitu  benteng  Tuntuntari  di bagian timur, benteng Ventumo dan benteng Tondowatu di bagian barat, benteng Doule dan benteng Nangkaea bagian utara, dan benteng Mata Evolangka di bagian selatan. Dengan demikian maka benteng Tawulagi berada di tengah-tengah benteng penunjang tersebut yang dijadikan sebagai pusat pertahanan dan pemerintahan. (4) Peninggalan yang terdapat di benteng Tawulagi adalah struktur benteng, pintu gerbang (wamba), bastion, meriam, tempat pelantikan Mokole (raja), makam, dan sampah dapur.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arif, Muhammad. (2011). Pengantar Kajian Sejarah. Bandung: Yrama Wydia

Wisnu, Baroto. (2003). Ketahanan dan Pertahanan Negara. Jakarta: Elex Media Kamputindo.

Garraghan, Gilbert J. (1957). A Guide to Historical Method. New York: Fordham University Press.

Hanafiah, Djuhan. (1989). Pertahanan Keamanan. Jakarta: Intermassa.

http://ojs.uho.ac.id/index.php/sejarahuho/article/view/9886, diakses pada tanggal 23 Oktober 2021).

Kuntowijoyo. (1994). Metodologi Sejarah. Yogjakarta: Tiara Wacana

Madjid & Wahyudi. (2014). Ilmu Sejarah : Sebuah Pengantar. Jakarta: Prenada Rosdakarya.

Moeliono, Anton M. (1988). Kamus Bensar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Notosusanto, Nugroho. 1978. Masalah Sejarah Kontemporer. Jakarta: Yayasan Indayu

Poewadarminnta, W.J.S. (1983). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Pranoto, Suhartono. W. (2014). Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sagimun, MD. (1992). Benteng Ujung Pandang, Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan. Depdikdub.

Schoorl, Pim. (2003). Masyarakat, Sejarah dan Budaya Buton. Jakarta: Penerbit Jambatan bekerjasam dengan Perwakilan KITLV Jakarta.

Sugono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

2022-02-15

Issue

Section

Articles